| Assalāmu‘alaikum wa raḥmatullāhi wa barakātuh |

Rabu, 06 Maret 2013

perekonomian indonesia (contoh usaha rumahan)

Tulisan 2 perekonomian Indonesia

Contoh usaha rumahan.

  • Pendahuluan

Banyak sekali contoh usaha rumahan, semua itu tergantung dari pada minat seseorang itu sendiri. Umumnya usaha rumahan terbentuk berawal dari hobby atau keadaan lingkungan sekitar, apa yang sedang di cari banyak orang dan apa yang membuat usahanya tersebut tidak hanya musiman tetapi menjadi usaha tetap.
Berikut ini cerita seseorang yang memulai usahanya dari iseng-iseng membuat coklat. Sampai pada akhirnya kebanjiran pesanan terutama pada hari-hari tertentu. Awal yang tidak disengaja, kini menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan memperkerjakan beberapa staff.

  • Isi

Pasangan suami istri Zoelkifli dan Silvia terinspirasi untuk membuat usaha cokelat ketika suatu hari ada seseorang yang membawakan cokelat untuk Zoel yang sedang sakit di rumah sakit. Cokelat itu diberikan tepat pada hari valentine. Zoel yang berprofesi sebagai seorang penyiar radio yang cukup terkenal memang memiliki beberapa penggemar setia.
Tapi, karena sedang sakit, cokelat pemberian itu tidak bisa ia makan. Setelah Zoel sembuh, Silvia, istrinya iseng-iseng membuatkan cokelat untuk suaminya sebagai pengganti cokelat tersebut. Cokelat buatan Silvia itu kemudian dibawa Zoel ke kantor tempatnya bekerja. Ternyata, banyak rekannya yang suka dan ingin membelinya. Sejak saati itu, mereka mulai berpikir untuk mengembangkan usaha cokelat.
Sambil tetap bekerja di kantor masing-masing, mereka membuat dan menjual cokelat bersama-sama. Biasanya, mereka berjualan pada hari minggu dengan membuka stan bersama ratusan orang lain yang juga berjualan di stadion kota. Awalnya, kegiatan ini hanya mendatangkan pemasukan mingguan. Tapi, kemudian mulai banyak orang yang menelepon karena ingin membeli atau memesan cokelat buatan mereka. Jadi keduanya tidak sedang di rumah, pelanggan menghubungi mereka ke kantor.
Karena tidak enak selalu dicari calon pembeli yang menghubungi ke kantor, maka mereka sepakat untuk membuka outlet di rumah. Garasi yang tadinya hanya berfungsi menyimpan mobil, mereka renovasi secara bertahap dari uang tabungan awal tahun 2004, dengan modal awal kurang Rp 10.000.000,- pasangan muda ini membuka usaha outlet mereka di rumah.

Produksi dan promosi gratis
Profesi Zoel sebagai penyiar memberikan keuntungan lebih bagi usaha mereka, terutama dalam hal promosi. Setiap artis yang datang untuk on air di radio tempatnya bekerja, Zoel selalu memberikan cokelat Silvia n’ Joe kepada mereka sebagai tanda terima kasih.
Yang lebih genius, sejak tahun 2005, Zoel memanfaatkan festival Java Jazz sebagai peluang baginya untuk berpromosi. Dilatarbelakangi kegemarannya mendengarkan musik jazz, setiap tahun ia menawarkan diri untuk menjadi reporter liputan Java Jazz bagi radionya. Pihak radio tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun untuk menugaskannya tapi sebagai imbalan, ia meminta paket cokelat dari Silvia n’ Joe sebagai hadiah untuk kuis pendengar. Dengan demikian, cokelatnya juga ikut terpromosikan bersamaan dengan liputan Java Jazz. Mereka juga membebaskan anak-anak sekolah atau mahasiswa yang membeli cokelat di tempat mereka untuk menjualnya kembali kepada teman-temannya.
Karena mereka masih tetap berkerja, operasional sehari-hari dikerjakan oleh 3 orang karyawan di hari biasa, dan 2 staff  tambahan di bulan-bulan tertentu, seperti Februari dan hari raya. Di antara para staff ini ada juga mahasiswa yang masih kuliah. Di hari biasa, proses produksi dapat dilakukan 3 orang secara bergantian. Tapi, menjelang bulan Februari, 5 orang pun dirasa kurang untuk mengerjakan semuanya. Biasanya di bulan ini mereka hanya tidur 3 jam sehari. Bahkan ketika toko belum buka atau sudah tutup, masih ada saja orang yang ingin membeli cokelat.
Bahkan, menjelang hari valentine saat membuka stand di mall, cokelat mereka akan habis dibeli hanya dalam hitungan jam sehingga sama sekali tak ada cokelat yang tersisa untuk dijual. Hal ini terjadi karna meskipun mereka sudah mengantisipasi dengan membuat banyak stok sebelum Februari, tetapi tetap saja waktu kadaluwarsa harus diperhitungkan. Ini disebabkan mereka tak mau memakai bahan pengawet dalam proses pembuatannya.
Zoel dan Silvia menjual cokelat praline-nya per satuan dan per paket mulai Rp 5.600 – Rp 60.000,-. Menurut Zoel, cukup sulit untuk menentukan harga karena cokelat baginya merpakan sebuah karya seni. Jadi, tidak cukup hanya menghitung bahan baku dan volumenya. Silvia yang berlatar belakang pendidikan di bidang seni rupa memang sangat berperan menghasilkan cokelat dalam berbagai warna dan bentuk yang cantik. Khusus untuk perwarna, Silvia berpesan menggunakan pewarna yang mengandung air tapi yang berbahan minyak.
Jenis cokelat yang ditawarkan bermacam-macam tergantung bahan isian dan aromanya, antara lain: aprikot, moca, kopi, raisin, blueberry dan tiramisu. Ada juga cokelat yang dibentuk dan ditempatkan dalam kotak CD, yang dijual seharga Rp 25.000,-.
Walaupun usaha cokelat ini sangat menjanjikan, tetap saja ada masa-masa saat penjualan cokelat ini sangat sepi, yaitu sekitar bulan Mei dan Juni karena libur sekolah. Di saat-saat ini, mereka mengantisipasinya dengan berjualan produk lain di outlet-nya, yaitu perhiasan. Dengan demikian, outlet mereka tidak pernah sepi. Mereka juga mendapat pelanggan baru dari produk ini karena pelanggan perhiasan juga berpotensi menjadi pelanggan cokelat. Pada umumnya keduanya adalah produk yang banyak dikonsumsi perempuan.
Selain menjual cokelat di outlet yang buka pada pukul 09.00 – 17.00 ini, Silvia n’ Joe juga menerima berbaai pesanan untuk bermacam acara, seperti ulang tahun maupun souvenir pernikahan. Setiap pelanggan bebas membawa desain cokelat yang diinginkan. Dalam sebulan, Zoel mengaku omsetnya mencapai Rp 6.000.000 – 7.000.000,- belum termasuk pesanan dan acara yang ditangani.
Ke depannya, ia ingin agar outlet di rumahnya bisa berkembang menjadi sebuah kafe cokelat, di mana orang bisa duduk-duduk dan membaca sambil menikmati aneka hidangan berbahan dasar cokelat.

  • Penutup

Cerita tersebut dimana salah satu contoh masyarakat Indonesia yang merubah perekonomiannya menjadi lebih baik dengan membuka usaha rumahan. Ia tidak hanya mengandalkan penghasilan kerjanya, tetapi juga memiliki usaha sampingan. Ia juga membuka lahan pekerjaan untuk orang yang membutuhkan dengan membantu memproduksi coklat tersebut. Semoga terinspirasi dari apa yag telah di contohkan dari cerita tersebut.

  • Daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar