| Assalāmu‘alaikum wa raḥmatullāhi wa barakātuh |

Rabu, 04 April 2012

kebudayaan indonesia

lagi iseng malem-malem gini obrak abrik kamar nemu tugas bahasa Indonesia yang udah lama. tugasnya itu bikin esay. alhamdulillah bikin sediri, gak copas dari om serba tau (baca: google)
biasanya kalo kebanyakan tugas cari jalan pintas aja, irit waktu. kalo bisa diusahain sih ya harusnya jangan pake jalan pintas, tapi kalo kepepet gpp deh ya. yaudah nih Mae kasih contoh esay buatan gw  ˘)


Kebudayaan Indonesia

Indonesia adalah Negara kepulauan yang didalamnya terdapat beragam suku dan golongan. Setiap suku, golongan, dan agama memiliki siri kebudayaan yang khas, baik bahasa, perilaku sehari-hari, juga upacara keagamaan. Banyak himbauan agar masyarakat melestarikan kebudayaan Indonesia. Itu di sebabkan semakin seringnya Negara tetanggga mengklaim atas budaya Negara Indonesia. Himbauan itu bukan lagi ajakan atau seruan, tetapi perintah.

Sejauh ini baru beberapa daerah di Indonesia yang menginventarisasi seni budaya. Padahal Indonesia memiliki 33 provinsi dengan kekhasan daerah masing-masing. Pemerintah telah melakukan identifikasi, namun data yang kurang lengkap menjadi kendalanya. Indonesia menjadi sasaran buruan karena berbudaya serupa dan serumpun. Tapi terpenting kita relatif lalai.

Tengok lagi ke belakang, lagu yang mirip rasa sayange menjadi soundtrack iklan pariwisata Malaysia dan di siarkan oleh televisi-televisi di Malaysia. Bukan hanya itu, para seniman Ponorogo kaget dengan munculnya tari barongan yang mirip sekali dengan reog ponorogo. Tari pendet, angklung, batik, dan mungkin masih banyak lagi kebudayaan Indonesia yang di klaim oleh Negara tetangga itu.

Klaim Malaysia ats kebudayaan Indonesia untuk kesekian kalinya, mungkin saja ini kesalahan dari pemerintah Indonesia. Kecolongan budaya tersebut merupakan cermin. Kita seharusnya malu, sebagai pemilik kebudayaan itu kita tidak memperhatikannya. Sebab selama ini budaya selalu di pinggirkan pemerintah dan masyarakat tidak lagi peduli. Kelalaian ini di manfaatkan oleh Malaysia, karena Malaysia tahu kebudayaan adalah potensi bisnis yang baik, Malaysia tahu mereka kekurangan budaya, mereka pintar melihat kebudayaan tetangganya, dan mereka menghargai budaya untuk mencari keuntungan, sedangkan pemerintah kita tidak peduli. Hanya peduli pada olahraga dan program lainnya.

Kini masyarakat lebih pintar untuk melestarikan budaya. Kita akhiri ketidak pedulian kita kepada budaya, kita ingatkan betapa perlunya perlindungan hak cipta, kita tanamkan kebudayaan kepada generasi penerus kita. Pemerintah wajib memberikan perlindungan dan membangun kesadaran perlunya pengakuan hak cipta Internasional. Dengan itu kita melestarikan, menyelamatkan, dan mengembangkannya. Oleh sebab itu pemerintah harus bertindah lebih tegas terhadap daerah-daerah yang belum menginventarisasi seni budayanya .Pemerintah juga harus lebih memperhatikan budaya dengan menghadirkan budaya tersebut dalam upacara-upacara, ataupun acara-acara kenegaraan, seperti saat menerima tamu kenegaraan dari luar negeri. Sehingga peluan klaim suatu Negara atas budaya nasional semakin tertutup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar