CONTOH ISI DARI KARANGAN ILMIAH
(tidak beserta cover,
halaman persembahan, halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, dan daftar
isi)
BORAKS DAN FORMALIN KENIKMATAN YANG MEMBAWA KEMATIAN
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekarang
ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan
diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif
dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk
pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan
dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat
penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan
kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini
terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu,
kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang
seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
1.2
Pembatasan Masalah
Boraks
merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang banyak digunakan dalam berbagai
industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan
keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran boraks.
Formalin adalah
nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 – 40 %.
Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 – 15 % yang berfungsi sebagai
stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi.
Kedua bahan
kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi
sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu
merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari
penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker
hingga menyebabkan kematian.
Dalam karya
tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari
boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut
dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku
pembuatan pangan. Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan
formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi
membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.
1.3
Perumusan Masalah
·
Apa
faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau
formalin pada pangan yang diproduksinya?
·
Jenis
pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada
proses pembuatannya?
·
Bagaimana
mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
·
Apa
akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
·
Bagaimana
penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat
dibasmi secara tuntas?
1.4 Tujuan Pembahasan
·
Mengatahui
pengertian boraks dan formalin.
·
Mengetahui
jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran pengguna boraks dan formalin pada
proses pembuatannya.
·
Mengetahui
dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
·
Mengetahui
peranan pemerintah dalam memberantas dalam penggunaan formalin dan boraks pada
makanan.
1.5 Metode
Penulisan
Metode penulisan yang kami gunakan adalah metode korelatif. Yang di maksud dengan metode korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada.
1.6 Hipotesa
·
Boraks
dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri
tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal
lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
·
Jenis
pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses
pembuatannya adalah tahu, tempe ,
bakso dan ikan asin.
·
Akibat
dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai
gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ
yang berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus
menerus dapat menyebabkan kanker bahkan kematian.
·
Sebenarnya
pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin
pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang
tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih
sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya,
disebabkan memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.
1.7 Manfaat
Dapat
mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet
sehingga dapat menghindarinya. Dapat menghindari secara langsung penggunaan
boraks dan formalik pada produk pangan.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan. Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
Boraks
merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan,
khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa
berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks
tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan
antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan
asam borat didalamnya.
Asam borat
sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam
borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka
kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas,
karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.
Beberapa
pengaruh boraks terhadap kesehatan adalah sebagai berikut.
·
Tanda
dan gejala akut.
Muntah-muntah,
diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat).
·
Tanda
dan gejala kronis.
- Nafsu
makan menurun.
- Gangguan
pencernaan.
- Gangguan
SSP: bingung dan bodoh.
- Anemia,
rambut rontok dan kanker.
Sedangkan
formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan,
pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu.
Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun
alkohol.
Beberapa
pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut.
·
Jika
terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar
bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
·
Jika
terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar.
·
Jika
terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata,
pandangan kabur, bahkan kebutaan.
·
Jika
tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit
kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
Boraks dan
formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan
seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet
makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan
diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari
keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan
kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan para
produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah
karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harga nya relatif
murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada
kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa
memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya
bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering
menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan
juga daging ayam.
Formalin
dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena
merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa
besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan.
Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks.
Berikut adalah
beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan formalin dan boraks.
- Bakso yang
menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso
yang menggunakan banyak daging.
- Kerupuk yang
mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus.
- Ikan basah
yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua
dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
- Tahu yang
berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
- Mie basah
biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau
menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.
3.2 Sumber Data
Sumber data kami berasal dari situs-situs internet dan sesuai dari survey masyarakat.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan hasil searching, browsing melalui internet dan mengaitkan dengan hasil survey masyarakat. Maka dari hasil data tersebut kami dapat menyimpulkannya.
3.4 Teknik Analisis Data
Cara kami dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah data, setelah itu kami mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyaan dari survey masyarakat. Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami menuangkannya dalam karya tulis ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
4.1 Pengetahuan akan Boraks dan Formalin
Menurut
hasil survei kami, didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu boraks
dan formalin adalah 11 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa itu
boraks dan formalin adalah 9 orang, dari total 20 orang yang kami survey.
Hal itu
menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan
formalin lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika
dimasukkan dalam persen maka 72,5 % responden menyatakan mengetahui boraks dan
formalin, sedangkan 27,5 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang boraks dan
formalin.
Hasil ini
menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan formalin harus
lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua mengetahui secara
pasti apa itu boraks dan formalin, sehingga dapat menggunakannya secara benar,
sesuai dengan fungsinya. Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks
dan formalin tersebut, kasus penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan
dapat dikurangi bahkan menghilang dari masyarakat.
4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan
Melalui hasil survey yang telah kami sebelumnya, didapat hasil bahwa jumlah responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama dengan responden yang tidak begitu tahu tentang dampak boraks dan formalin pada makanan. Adapun jumlah responden yang tahu dampak boraks dan formalin pada makanan adalah 8 orang dan yang tidak begitu tahu sebanyak 10 orang sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2 orang. Jika dituangkan dalam presentasi adalah sebagai berikut :
·
Jawaban
A : 45%
·
Jawaban
B : 5%
·
Jawaban
C : 50 %
Dari hasil
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu
atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.
Lalu apa
sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita?
·
Formalin.
Formalin
tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika
digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa
gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada
akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.
Pengaruh
formalin terhadap kesehatan:
·
Jika
terhirup
Rasa
terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit
kepala, kanker paru-paru.
·
Jika
terkena kulit
Kemerahan,
gatal, kulit terbakar.
·
Jika
terkena mata
Kemerahan,
gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan.
·
Jika
tertelan
Mual,
muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan
hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan
kematian.
·
Boraks.
Efek
toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya
berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :
·
Tanda
dan gejala akut.
Muntah,
diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat).
·
Tanda
dan gejala kronis.
Nafsu
makan menurun, gangguan pencernaan,gangguan SSP (bingung dan bodoh),
anemia,rambut rotok,dan kanker.
Formalin dan
boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena
merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan
mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar
konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada
baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan
anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks
tidak boleh digunakan dalam makanan.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
·
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian pada bab IV dapat di simpulkan bahwa:
·
Sebagian
besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti,
tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu
boraks dan formalin.
·
Masih
ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan
boraks dan formalin pada produk makanan,walaupun sebagian ada yang mengetahui
secara pasti.
·
Menurut
responden bakso dan tahu adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran
penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun 2005,
ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan
formalin.
·
Pemerintah
masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks
dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai masalah hal ini terjadi.
·
saran
Berdasarkan
kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran
sebagai berikut.
·
Berikan
penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin,
pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai
fungsinya.
·
Pengawasan
yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti
mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat
undang-undang mengenai boraks dan formalin.
·
Masyarakat
harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya
mengandung bahan formalin maupun boraks.
·
Kesadaran
dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks
dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika
melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada
makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan
formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar