| Assalāmu‘alaikum wa raḥmatullāhi wa barakātuh |

Rabu, 13 April 2016

Akuntansi Internasional (Perusahaan Multinational)



Perusahaan Multinasional
(Toyota Motor Corporation)

Sejarah Toyota
Toyota Motor Corporation didirikan pada September 1933 sebagai divisi mobil Pabrik Tenun Otomatis Toyoda. Divisi mobil perusahaan tersebut kemudian dipisahkan pada 27 Agustus 1937 untuk menciptakan Toyota Motor Corporation seperti saat ini.
Berangkat dari industri tekstil, Perusahaan yang memproduksi 1 mobil tiap 50 menit ini ternyata menggunakan penamaan Toyota karena penyebutannya lebih enak daripada memakai nama keluarga pendirinya, Toyoda. Inilah beberapa tonggak menarik perjalanan Toyota.
Toyota merupakan pabrikan mobil terbesar di dunia dalam unit sales dan net sales. Pabrikan terbesar di Jepang ini menghasilkan 8-8,5 juta unit mobil di seluruh dunia tiap tahunnya.
Dibandingkan dengan industri-industri otomotif lain yang menggunakan nama pendirinya sebagai merek dagang seperti Honda yang didirikan oleh Soichiro Honda, Daimler-Benz (Gottlieb Daimler dan Karl Benz), Ford (Henry Ford), nama Toyoda tidaklah dipakai sebagai merek. Karena berangkat dari pemikiran sederhana dan visi waktu itu, penyebutan Toyoda kurang enak didengar dan tidak akrab dikenal sehingga diplesetkan menjadi Toyota.
Sakichi Toyoda lahir pada bulan Februari 1867 di Shizuoka, Jepang. Pria ini dikenal sebagai penemu sejak berusia belasan tahun. Toyoda mengabdikan hidupnya mempelajari dan mengembangkan perakitan tekstil. Dalam usia 30 tahun Toyoda menyelesaikan mesin tenun. Ini kemudian mengantarnya mendirikan cikal bakal perakitan Toyota, yakni Toyoda Automatic Loom Works, Ltd. pada November 1926.
Di sini hak paten mesin tekstil otomatisnya kemudian dijual kepada Platt Brothers & Co, Ltd. dari Inggris, Britania Raya. Hasil penjualan paten ini, dijadikan modal pengembangan divisi otomotif. Mulai tahun 1933, ketika Toyoda membangun divisi otomotif, tim yang kemudian banyak dikendalikan oleh anaknya Kiichiro Toyoda, tiada henti menghasilkan inovasi-inovasi terdepan di zamannya. Mesin Tipe A berhasil dirampungkan pada 1934. Setahun kemudian mesin ini dicangkokkan prototipe pertama mobil penumpang mereka, A1. Divisi otomotif Toyoda juga menghasilkan truk model G1.
Pada tahun 1936 mereka meluncurkan mobil penumpang pertama mereka, Toyoda AA (kala itu masih menggunakan nama Toyoda). Model ini dikembangkan dari prototipe model A1 dan dilengkapi bodi dan mesin A. Kendaraan ini dari awal diharapkan menjadi mobil rakyat.
Empat tahun menunggu dirasa cukup melahirkan perusahaan otomotif sendiri dan melepaskan diri dari industri tekstil mereka. Kemudian tahun 1937 mereka meresmikan divisi otomotif dan memakai nama Toyota, bukan Toyoda seperti nama industri tekstil. Pengambilan nama Toyota dalam bahasa Jepang terwakili dalam 8 karakter, dan delapan adalah angka keberuntungan bagi kalangan masyarakat Jepang. Alasan lain yang dianggap masuk akal adalah industri otomotif merupakan bisnis gaya hidup dan bahkan penyebutan sebuah nama (dan seperti apa kedengarannya), menjadi sisi yang begitu penting. Karena nama Toyoda dianggap terlalu kaku di dalam bisnis yang dinamis sehingga diubah menjadi Toyota yang dirasa lebih baik. Tak ayal, tahun 1937 merupakan era penting kelahiran Toyota Motor Co, Ltd. cikal bakal raksasa Toyota Motor Corp (TMC) sekarang.Dan pada tahun 1938, didirikan Koromo Plant di Jepang (sekarang bernama Honsha plant) yang merupakan Toyota's Establishment Exhibit Room. Plant ini disusun berdasarkan teori Just In Time dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti asrama, rumah sakit, dan toko.
Semangat inovasi Kiichiro Toyoda tidak pernah redup. Toyota kemudian berkembang menjadi penghasil kendaraan tangguh. Di era 1940-an, Toyota sibuk mengembangkan permodalan termasuk memasukkan perusahaan di lantai bursa di Tokyo, Osaka dan Nagoya. Pada tahun 1947, penjualan mobil Toyota di dalam negeri sudah mencapai 100.000 kendaraan.
Setelah era Perang Dunia II berakhir, tahun 1950-an merupakan pembuktian Toyota sebagai penghasil kendaraan serba guna tangguh. Waktu itu kendaraan Jeep akrab di Jepang. Terinspirasi dari mobil ini, Toyota kemudian mengembangkan prototipe Land Cruiser yang keluar tahun 1950. Pada tahun yang sama pula Toyota mendirikan Toyota Motor Sales co., Ltd, anak perusahaan Toyota Motor Co., Ltd yang menangani penjualan, pemasaran dan distribusi Toyota. Setahun kemudian meluncurkan secara resmi model awal Land Cruiser yakni model BJ.
Bulan Juli tahun itu, test drivernya Ichiro Taira mengakhiri uji coba dengan hasil luar biasa. Diinspirasi oleh tokoh Samurai Heikuro Magaki yang mendaki Gunung Atago di atas kuda tahun 1643, Taira mengemudikan Toyota BJ-nya ke kuil Fudo di kota Okasaki. Ini sekaligus dipakai sebagai promosi ketangguhan mobil segala medan ini. Tak lama berselang, Toyota Land Cruiser mulai menandingi dominasi Jeep Willys. Bahkan dengan model-model selanjutnya, Toyota Land Cruiser bisa diterima di pasar yang kala itu sulit ditembus yakni Amerika Utara. Lewat model ini, Toyota masuk ke pasar-pasar di berbagai belahan dunia, Termasuk di Indonesia yang dikenal sebagai sebagai Toyota Hardtop Land Cruiser FJ40/45. Di Afrika, model-model Toyota Land Cruiser ini digunakan sebagai Technical alias jip bersenjata yang dibekali senapan mesin ringan, berat atau bahkan senjata basoka tanpa tolak balik (Recoilless bazooka) dan diterjunkan sepanjang konflik-konflik bersenjata dengan kinerja sangat tangguh.
Toyota tidak hanya dikenal melalui Toyota Land Cruiser. Mereka juga mengembangkan model yang menjadi favorit dunia, sedan kecil. Pada tahun 1961, Toyota mengeluarkan model Publica dan lima tahun kemudian meluncurkan model Corolla. Lewat Toyota Corolla yang memulai debutnya pada tahun 1966, sedan mungil generasi awal ini memakai penggerak belakang mengubah tatanan sedan bongsor yang populer saat itu menuju arah sedan kecil yang kompak, irit dan ringkas. Memasuki tahun 1975, Corolla masuk dalam generasi ketiga dan terjual lebih dari 5 juta unit. Hal yang menakjubkan ini masih kokoh hingga sekarang. Mesin mobil Corolla ini kemudian digunakan di Indonesia sebagai mesin untuk kendaraan niaga keluarga serbaguna, Toyota Kijang generasi awal yang dikenal sebagai Kijang Buaya.
Sejalan makin mengglobalnya produk Toyota, mereka sadar tidak mempunyai grafik logo. Bahkan di Indonesia dijumpai kendaraan bermerk Toyota seperti Toyota Kijang dengan logo TOYOTA pada grill di bagian bonnet (hidung) mobil. Pada tahun 1989 Toyota akhirnya memutuskan untuk membuat dua lingkaran oval (elips) yang menghasilkan huruf T dan ellips ketiga mengisyaratkan akan the spirit of understanding in design. Lingkaran ketiga itu sekaligus mengelilingi kedua lingkaran ellips sebelumnya yang berbentuk T itu sebagai bukti menjaga dan memengaruhi sekelilingnya.
Pada tahun 1990-an, Toyota semakin membuktikan bahwa mobil Jepang dapat bersaing dengan mobil Eropa dan Amerika. Toyota Celica berhasil menjadi juara rally dunia, dan Toyota Camry menjadi mobil paling laris di Amerika.
Tahun 1999 Toyota mengakuisisi 51,19% saham Daihatsu dan pada tahun 2001 Toyota membeli 50,11% saham Hino.

Pusat dan Cabangnya
            Kantor pusat Toyota Motor Corporation terletak di Toyota City, Aichi, Jepang; Tokyo, Jepang. Sedangkan cabangnya terletak di seluruh dunia, di antaranya adalah:
  • North Amerika              : Canada, Hawaii, Mexico, United States of America.
·   The Caribbean          : Caribbean Countries, Antigua & Barbuda, Aruba,   Bahamas, Barbados, Bermuda, Curacao, Dominica, Dominican Republic, Grand Cayman, Grenada, Guadeloupe, Haiti, Jamaica, Martinique, Montserrat, Puerto Rico, St. Kitts & Nevis, St. Lucia, St. Maarten, St. Vincent and the Grenadines, Trinidad & Tobago.
·    Latin America                : Argentina, Belize, Bolivia, Brazil, Chile, Colombia, Costa Rica, Ecuador, El Salvador, French Guiana, Guatemala, Guyana, Honduras, Nicaragua, Panama, Paraguay, Peru, Suriname, Uruguay, Venezuela.
·  Europe                   : European Countries, Austria, Belgium, Bosnia and Herzegovina, Bulgaria, Croatia, Cyprus, Czech Republic, Denmark, Estonia, Finland, France, Germany, Gibraltar, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Malta, Moldova, Monaco, Montenegro, Netherlands, Norway, Poland, Portugal, Romania, Russian Federation, Serbia, Slovakia, Slovenia, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, Ukraine, United Kingdom.
·   Africa                          : Algeria, Angola, Benin, Burkina Faso, Burundi, Cameroon, Canary Islands, Central African Republic, Chad, Comoros, Congo, Cote d'Ivoire, Dem. Republic of Congo, Djibouti, Egypt, Equatorial Guinea, Ethiopia, Gabon, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Kenya, Liberia, Libya, Madagascar, Malawi, Mali, Mauritania, Mauritius, Morocco, Mozambique, Niger, Nigeria, Reunion, Rwanda, Senegal, Seychelles, Sierra Leone, Somalia, South Africa, Sudan, Tanzania, Togo, Tunisia, Uganda, Zimbabwe.
·  Asia                        : Afghanistan, Bahrain, Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Cambodia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Israel, Japan, Jordan, Kazakhstan, Korea (Republic of), Kuwait, Lebanon, Malaysia, Myanmar, Nepal, Oman, Pakistan, Philippines, Qatar, Saudi Arabia, Singapore, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, United Arab Emirates, Viet Nam, Yemen.
·    Oceania                        : American Samoa, Australia, Fiji, Guam, Micronesia, New Caledonia, New Zealand, Papua New Guinea, Saipan, Samoa, Solomon Islands, Tahiti, Tonga, Vanuatu.

Keuntungan Toyota
Pendapatan                 : ¥ 18.583 Triliun
Laba Usaha                 : ¥ 355,62 Miliar
Laba Bersih                 : ¥ 283,55 Miliar
Jumlah Aset                : ¥ 30.650 Miliar
Jumlah Ekuitas            : ¥ 10.550 Triliun
Beberapa keunggulan dari Toyota sebagai berikut:
1.      Pengembangan konsep Produk Inovatif dengan melakukan pengembangan produk untuk mencapai customer satisfaction, sebagai contoh : Toyota Avanza 1,5 1500cc merupakan produk inovatif dari Toyota Avanza 1,3 1300cc. Sedangkan Produk Kreatif dengan melakukan terobosan baru terhadap pasar, sebagai contoh : Toyota Rush yang merupakan produk yang diharapkan dapat menembus pangsa pasar SUV domestik.
2.      Brand Image yang sangat kuat di benak konsumen. Dengan Merk Toyota memberikan keyakinan kepada konsumen akan kualitas.
3.      Harga yang terjangkau untuk kelas SUV dibandingkan dengan kompetitor yang ada di pasar domestik.
4.      Dengan diluncurkannya produk Toyota Rush di pangsa pasar SUV ini, menimbulkan nilai tambah bagi toyota itu sendiri. Dengan kata lain, Toyota menyediakan produk-produk yang berkualitas dengan interval harga yang dapat mencakup hampir semua segmen daya beli konsumen untuk pasar domestik.
5.      Penggunaan komponen lokal sekitar 72%, dari ASEAN 9%, dan dari Jepang 19% untuk Rush dan Terios.
6.      Penerapan sistem distribusi yang baru dengan pendekatan Just in Time menjadikanToyota merupakan manufaktur otomotif yang tidak memiliki warehouse produk jadi. Hal ini yang menjadikan keunggulan produk Toyota yang lebih murah dari kompetitornya.
7.      Penerapan strategi 3W : Winning Team untuk melaksanakan Winning Concept dengan Winning System dinilai sangat ampuh untuk menciptakan kompetitive advantage perusahaan.
Mengapa setelah beberapa dekade para perancang mobil Amerika  gagal untuk menduplikasi sistem manufaktur mobil Toyota yang hiper-efisien? Pertanyaan inilah yang dikemukakan Gary Hemel bersama Bill Breen, penulis buku laris berjudul The Future of Management (2007, Harvard Business School Press,USA). Seharusnya setelah dua dekade perusahaan-perusahaan mobil Amerika melakukan benchmarking, mereka juga bisa sejajar dengan Toyota. Tetapi mengapa tidak terjadi?
Jawabannya adalah bahwa karakter pabrik Toyota memiliki beberapa keunggulan:
1.      Hampir tak ada satu pun perusahaan mobil yang  tingkat kerusakan produksinya begitu sedikit dengan alokasi waktu kerja yang relatif hemat seperti Toyota.
2.      Keunggulan Toyota juga terletak pada budaya kerjanya yang disebut wa dan nemawshi yaitu spirit kerjasama dan konsultasi manajemen dengan karyawan; ini sebagai salah satu keunikan bangsa Jepang; di Amerika hal ini sulit terjadi.
3.      Ketika Toyota mendirikan pabriknya di USA, kultur tersebut tetap eksis.
4.      Proses produksi mendasarkan diri pada otomatisasi, keeratan hubungan dengan sistem pemasok, penerapan sistem just-in-time; sementara walau hal itu diterapkan pada perusahaan-perusahaan Amerika tetapi ternyata masih kalah unggul dengan Toyota.
5.      Keunggulan Toyota tak mungkin tercapai tanpa didasarkan pada kapabilitas karyawan dan tanggung jawab para pemimpinnya yang tinggi.
Salah satu yang membedakan sistem manufaktur dengan perusahaan mobil Amerika yaitu Toyota memposisikan karyawan lini pertama sebagai pemeran segalanya ketimbang mesin produksi itu sendiri. Artinya mereka dikembangkan lewat pelatihan-pelatihan berkelanjutan dan diberikan instrumen kerja yang sangat baru dan lengkap. Mereka dibentuk untuk menjadi perencana-pengambil keputusan, inovator, dan agen perubahan. Dan upaya-upayanya tak pernah berhenti. Bagaimana perusahaan Amerika? Pemain utama inovasi tidak terletak pada karyawan tingkat lini. Mereka mengandalkan pada para akhli untuk mengembangkan perbaikan-perbaikan mutu dan efisiensi. Karena itu untuk mengejar ketinggalannya, perusahaan Amerika bekerja keras mengembangkan kemampuan intelektual para karyawannya. Jelas saja mereka harus mengeluarkan ongkos yang mahal untuk menerapkan sistem inovasi manajemen yang kental dengan paham feodal intelektual. Terlalu menghargai kalangan intelektual.
Jadi intinya, suatu inovasi manajemen cenderung menghasilkan keunggulan kompetitif ketika satu atau lebih dari tiga syarat dipenuhi. Yang pertama adalah inovasi didasarkan pada prinsip manajemen baru dengan meninggalkan sisi-sisi yang orthodox; kedua bahwa inovasi merupakan suatu proses yang sistemik dari suatu proses dan metode yang digunakan; dan ketiga, inovasi merupakan bagian dari suatu program invensi jangka panjang yang tak pernah berhenti. Kemudian peran karyawan (sumberdaya manusia) sebagai inovator sekaligus agen pembaharu menjadi sangat penting dalam menciptakan keunggulan. Dalam hal ini  peranan budaya kerja sangat strategis.

Kekurangan Toyota
1.      Perbedaan persepsi antara pasar domestik dengan pasar internasional tentang kelas produk Toyota Rush. Pihak Toyota sendiri mengklaim bahwa Toyota Rush ditempatkan pada kelas Mid-Class SUV. Sedangkan kriteria kapasitas cc kelas Mid-Class SUV sendiri adalah 1500cc.
2.      Sistem Indent yang mengecewakan konsumen. Kadang-kadang konsumen membatalkan proses pemesanan karena kecewa akan janji yang diberikan oleh pihak dealer Toyota.

Contoh kasus yang pernah di alami Toyota di Indonesia
Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak Menuding PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menghindari pembayaran pajak senilai Rp 1, 07 Triliun dengan transfer pricing. Kasusnya terkatung-katung di pengadilan pajak.
SKANDAL transfer pricing Toyota di Indonesia terendus ketika Direktorat Jenderal Pajak memeriksa surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) Toyota Motor Manufacturing pada 2005. Belakangan, pajak Toyota pada 2007 dan 2008 juga ikut diperiksa. Pemeriksaan dilakukan karena Toyota mengklaim kelebihan membayar pajak pada tahun-tahun itu, dan meminta negara mengembalikannya (restitusi).
Dari pemeriksaan SPT Toyota pada 2005 itu, petugas pajak menemukan sejumlah kejanggalan. Pada 2004, misalnya, laba bruto Toyota anjlok lebih dari 30 persen, dari Rp 1,5 triliun (2003) menjadi Rp 950 miliar. Selain itu, rasio gross margin-atau perimbangan antara laba kotor dan tingkat penjualan-menyusut, dari sebelumnya 14,59 persen (2003) menjadi hanya 6,58 persen setahun kemudian.
Apa yang memicu penurunan pendapatan perusahaan multinasional ini? Rupanya, pada tahun itu Toyota melakukan restrukturisasi mendasar. Sebelumnya, semua lini bisnis produksi dan distribusi mereka dilakukan di bawah satu bendera: PT Toyota Astra Motor. Pemilik sahamnya ada dua, yakni PT Astra International Tbk (51 persen) dan Toyota Motor Corporation Jepang (49 persen).
Pada pertengahan 2003, Astra menjual sebagian besar sahamnya di Toyota Astra Motor kepada Toyota Motor Corporation Jepang. Alasannya, Astra punya utang jatuh tempo yang tak bisa ditangguhkan lagi. Walhasil, Toyota Jepang kemudian menguasai 95 persen saham Toyota Astra Motor. Nama perusahaan berubah menjadi Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Untuk menjalankan fungsi distribusi di pasar domestik, Astra dan Toyota Motor Corporation Jepang mendirikan perusahaan agen tunggal pemegang merek dengan nama lama: Toyota Astra Motor (TAM). Di perusahaan ini, Astra menjadi pemegang saham mayoritas dengan menguasai 51 persen saham.

Contoh kasus yang pernah di alami Toyota di Jepang
Toyota berencana menghentikan semua lini perakitan mobilnya di Jepang selama satu pekan terhitung mulai 8 Februari 2016 karena langkanya suku cadang akibat ledakan di sebuah pemasok.
Keputusan tersebut diambil karena kekurangan komponen akibat ledakan di Aichi Steel, demikian pernyataan Toyota seperti dikutip AFP seraya menandaskan bahwa produksi global mereka tak akan ikut ditangguhkan.
"Operasi dijadwalkan untuk dilanjutkan kembali pada 15 Februari 2016, dan lini produksi kendaraan di luar Jepang tidak akan dihentikan," kata Toyota.
"Toyota akan terus mengambil langkah-langkah diperlukan untuk meminimalkan dampak insiden ini terhadap produksi kendaraan," imbuh mereka.
Toyota akan mendapatkan lini produksi alternatif yang dioperasikan Aichi Steel dan juga bisa mendapatkan komponen-komponen dari para produsen baja lainnya untuk memenuhi kebutuhannya.
Aichi Steel, yang memproduksi produk baja terpilih, diterjang ledakan pada 8 Januari 2016 hingga mengalami kerusakan parah pada bagian-bagian lini produksinya. Aichi Steel diperkirakan kembali beroperasi penuh pada Maret mendatang.

Contoh kasus yang pernah di alami Toyota di Amerika
Lembaga Nasional Administrasi Keselamatan Jalan Raya (NHTSA) Amerika Serikat (AS) melakukan penyelidikan tehadap Toyota Corolla. Pemeriksaan dilakukan setelah adanya laporan mobil melaju sendiri saat posisi parkir.
NHTSA mendapat laporan dari beberapa pemilik Corolla keluaran 2010, yang mengalami kecelakaan saat parkir. Mobil bergerak di kecepatan rendah, ketika kondisi parkir dan mesin menyala. NHTSA sudah mencatat ada 163 laporan kasus serupa yang dialami pengemudi Corolla.
"Kendaraan dipanaskan selama 15 menit, saat duduk di belakang kemudi dan kaki menginjak rem, tiba-tiba mobil bergerak mundur. Pedal gas seperti bekerja sendiri, dan RPM mesin juga naik," jelas salah satu pengendara Corolla seperti dilansir Leftlanenews, Selasa (29/9/2014).
Kasus tersebut menimbulkan indikasi adanya kerusakan pada sistem gas yang dikontrol secara elektronik (ETCS-i). Sistem yang sama ditemukan pada Corolla dengan model produksi mulai 2006 sampai 2010. NHTSA berjanji akan  mengevaluasi semua keluhan sebelum menentukan apakah ini kesalahan komponen tersebut, dan bisa dilakukan perbaikan massal (recall).
Beberapa tahun lalu pabrikan asal Jepang tersebut juga mengalami masalah yang sama, hingga harus melakukan recall sampai jutaan unit. Toyota sampai harus menggelontorkan dana sebesar 1,2 miliar dollar AS untuk melakukan perbaikan.

Contoh kasus yang pernah di alami Toyota di beberapa negara
Toyota Motor Corp menarik (recall) 2,87 juta mobilnya di seluruh dunia. Penarikan ini dikarenakan adanya potensi kerusakan pada seatbelt. Kasus ini diketahui setelah adanya kecelakaan fatal di Kanada dan Amerika Serikat (AS). 
Dilaporkan Bloomberg, Kamis (18/2/2016), pabrikan terbesar di dunia ini belum mengonfirmasi terkait kecelakaan. Meski demikian, mereka memastikan akan menarik RAV4, RAV4 EV, dan Vanguard. Mereka mengatakan bahwa seatbelt belakang gagal menahan tubuh penumpang.
Dijelaskan, penarikan diberlakukan pada 1,33 juta kendaraan di Amerika Utara, 625 ribu unit di Eropa, dan 434 ribu di China. 
Kasus seatbelt ini adalah salah satu recallterbesar Toyota. Sebelumnya, mereka adalah salah satu dari 14 pabrikan yang menarik sekira 24 juta kendaraan karena masalahairbag.
Dijelaskan, Toyota akan memulai penarikan setelah otoritas Kanada melaporkan pada Oktober lalu bahwa seatbelt rusak. Menurut mereka, kerusakan adalah karena kesalahan pada desain kendaraan, bukan karena jeleknya kualitas seatbelt itu sendiri. 
Sebagaimana kasus lainnya, Toyota akan mengumumkan penarikan kepada konsumen secepatnya melalui surat elektronik. Penggantian seatbelt akan dilakukan di dealer yang paling dekat dengan tempat tinggal konsumen tanpa dipungut biaya apapun. 
Ini bukanlah kali pertama Toyota menarik mobil karena seatbelt. Pada pertengahan 2014 lalu, mereka menarik lebih dari 50 ribu unit Highlander di seluruh dunia. 

Daftar Pustaka